Voice from Heaven

March 27, 2010

PEREMPUAN ITU DIBIARKAN HIDUP…

“(3)Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada kepada-nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. (4)Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: “Rabi (artinya Guru), perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. (5)Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?” (6)… Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. (7)Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: “Barangsiapa diantara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” (8)… (9)Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, … Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. (10)Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: “Hai perempuan, dimanakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” (11)Jawabnya: ‘Tidak ada, Tuhan.’ Lalu kata Yesus: ‘Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.’”

Shalom Renungan Singkat Untukmu.
Saya sengaja menuliskan bacaan renungan kita hari ini lebih panjang. Agar jelas pesan yang diterima. Dan untuk renungan ini agak panjang.

Bacaan kita di atas mengisahkan mengenai kasus perzinahan yang melibatkan (1)Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang merasa paling sempurna menjalankan hukum Tuhan. Mereka berperan sebagai jaksa penuntut. (2)Perempuan yang tertangkap sedang berzinah itu sebagai TERTUDUH/yang didakwa berzinah oleh ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. (3)Yesus, yang berperan sebagai Hakim.

Yang menarik dalam kasus ini adalah sikap atau tindakan para ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang suka menghakimi orang bersalah dengan menggunakan hukum Musa (Taurat Tuhan). Dimana hukum tersebut menegaskan bahwa “siapa kedapatan berzinah harus dilempar/dirajam dengan batu sampai mati (ayat 5).” Perempuan yang kedapatan berbuat zinah ini hanya menangis dan terdiam. Berharap akan mendapatkan pengampunan atau pembebasan. Yesus sebagai Hakim masih terdiam mendengarkan tuduhan-tuduhan yang disampaikan oleh ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Hingga akhirnya Yesus mendengar pertanyaan yang akan menjadi kesimpulan sidang. “Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?”

Mendengar pertanyaan tersebut, Yesus mengambil alih sidang dan luar biasanya; Yesus memberikan pernyataan mencengangkan. (1)Yesus tidak langsung menghakimi perempuan yang menjadi tertuduh. (2)Yesus membacakan isi persidangan yang ternyata sebuah pembelaan terhadap perempuan yang menjadi terdakwa. Karena dalam persidangan kecil itu tidak ada yang menjadi pembela untukperempuan ini [ayat 7]. (3)Yesus menyatakan bahwa perempuan yang berzinah itu bersalah (jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang, ayat 11) dan Yesus memberikan pengampunan serta membebaskan perempuan tersebut dari kesalahannya. Ini dapat ditemukan pada ayat 11juga (Akupun (Yesus) tidak menghukum engkau. Pergilah,…)

INTI PESAN:
1. Adakah orang disekitar kita yang menghakimi kita karena kesalahan kita?
2. Adakah penghakiman mereka itu menjadikan kita undur dari Tuhan?
3. Apakah hubungan kita dengan Tuhan dibatasi oleh penghakiman mereka?

Seperti perempuan yang berzinah tersebut. Tuhan selalu memberikan pengampunan. Jangan biarkan penghakiman mereka menjadi penghalang hubungan kita dengan Tuhan. Percaya bahwa Tuhan Yesus selalu memberikan pengampunan dan memampukan kita untuk terus-menerus berubah. Akui kesalahan kita dan MARILAH KITA TERUS BELAJAR MENINGGALKAN DOSA. Meninggalkan kekelaman dan semakin dekat dan tinggal di dalam Tuhan Yesus. PENGHAKIMAN MANUSIA HANYA MEMBAWA KEPADA TEKANAN. NAMUN PENGHAKIMAN ALLAH ITU ADIL DAN DIA SELALU SIAP MEMBELA KITA KETIKA KITA DATANG DAN MENGAKUI KESALAHAN KITA.

Seperti mereka yang menghakimi perempuan berzinah tersebut. Demikianlah kita semua adalah orang berdosa. Hak apa yang mereka miliki untuk menghakimi kita sedangkan mereka adalah sama dengan kita, manusia berdosa yang tidak sempurna? Atau justru sebaliknya, kitalah yang menggantikan posisi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi sebagai pendakwa dan tidak memandang diri snendiri bahwa kita juga punya kesalahan yang berbeda di hadapan Tuhan. JANGAN SALAH!!! DOSA APAPUN YANG KITA LAKUKAN DI HADAPAN TUHAN, ITU ADALAH PELANGGARAN DI MATA TUHAN.

Jangan takut! Tuhan selalu tau apa yang harus Dia perbuat untuk membela kita. Amin.

0 comments:

free counters