Saya membaca buku Stephen R. Covey, karena dia salah satu penulis favorit saya, dan menemukan 7 hal yang menghancurkan manusia menurut Gandh. Saya coba menulisnya kembali dan memberi perluasan dan aplikasi yang relevan tentangnya.
1. KEKAYAAN TANPA KERJA
Prinsip positivistic materailistik memotivasi sekaligus bisa meracuni pikiran manusia. Kita bisa kaya, praise God. Tetapi karena kurangnya pengertian dan usaha, orang-orang yang tidak mencapainya menjadi stress. Kekayaan tanpa kerja adalah mustahil,. Ini adalah impian yang tidak akan tercapai. Prinsip utamanya, seperti yang dikatakan firman Tuhan ‘dengan berpeluh” barulah kita memperoleh ‘kekayaan’ bumi ini.
2. KENIKMATAN TANPA NURANI
Ini membuat orang menjadi tidak peduli dengan apapun untuk mencapai kenikmatan. Merampas, memperkosa, membunuh atau memenjarakan perasaan orang lain demi kenikmatan sendiri. Wujudnya adalah “tega” bersenang-senang sendiri, sementara orang di sekitarnya menderita. Seperti orang kaya dan Lazarus yang miskin, demikianlah keadaan ini. Masalahnya bukan di kekayaan orang kaya tersebut, tetapi di kebutaan nurani sehingga ia tega melihat Lazarus berebut remah-remah makanan dari nejanya yang berlimpah-limpah dengan kenikmatan. Sebuah anonym klasik “Orang pelit akan mendirikan tugu peringatan yang tidak selesai bagi dirinya sendiri”. Sementara oirang yang bernurani baik seringkali tidak sempat melihat tugu penghargaan yang dibangun orang lain untuk mengenang dirinya.
3. PENGETAHUAN TANPA KARAKTER
Sangat berbahaya! Tanpa karakter, seseorang tidak akan bertanggung jawab secara moral dengan pengetahuan yang dimilikinya. Beda pengetahuan dengan ilmu adalah, pengetahuan merupakan segala teori dan pemahaman yang anda peroleh sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang sudah diaplikasikan. Karakter menurut beberapa tokoh adalah sebagai berikut
D.L. Moody “Siapa diri kita sebenarnya apabila tidak ada seorang pun yang melihat kita”
Webster’s Dictionary “ Sikap yang tertata menunjukkkan sifat alami seseorang”
Plutarch “karakter adalah kebiasaan yang terus berkelanjutan”
Apa yang ada di dalam hati manusia? Segala yang jahat bukan? Karena dari sana muncul berbagai niat jahat, kata TUhan Yesus. Pengetahuan tanpa karakter adalah perusakan yang sistematis terhadap diri sendiri, lingkungan, dan hakikat pengetahuan itu sendiri secara aksiologis.
4. BISNIS TANPA MORALITAS
Sulit menyatukan bisnis dan moralitas, demikian pengakuan beberapa pengusaha, setidaknya dari apa yang kita saksikan. Apakah moralitas? Nilai-nilai baik yang dianut sebuah budaya, komunitas atau sebuah bangsa. Berbeda-beda memang, tetapi prinsipnya sama pelanggaran terhadapnya mengakibatkan rasa bersalah. Moralitas berkaitan dengan nilai-nilai etis dan kesusilaan. Jauhkan bisnis dari perselingkuhan nilai, demikian prinsipnya. Jangan bermain curang, back street boy, jangan licik. Jika pun bisnis seorang terlihat berhasil dengan berbagai kecurangannya, pengadilan moralitas akan menanganinya cepat atau lambat
5. ILMU PENGETAHUAN TANPA KEMANUSIAAN
Kehancuran yang tak terperikan. Nobel berpikir bahwa bahan peledak yang ditemukannya akan “mempercepat proses peperangan sehingga tidak perlu berperang begitu lama, kedamaian tercipta, keamanan bagi dunia”. Tetapi ia tidak semuanya benar, karena pengetahuan tentang peledak itu sampai ke tangan para penjahat, teroris, dan musugh-musuh perdamaian. Maksud nobel baik, tetapi pengguna lain tidak. Imbangi ilmu pengetahuan dengan moralitas. Tetapi jangan sampai terlalu paranoid seperti kekristenan sebelum reanisans yang memenjarakan natur manusia untuk mencari pengetahuan.
6. IBADAH TANPA PENGORBANAN
Ibadah tanpa pengorbanan adalah nonsens. Pengorbanan perasaan, harga diri, harta, rencana, ect. Menyatu dalam ketundukan dan penghormatan kepada Tuhan sekaligus menyerahkan diri sebagai hamba yang siap memikul salib Kristus setiap hari. Ke mana pun saudara pergi, pengorbanan sebagai pengikut-Nya tidak akan pernah meninggalkan saudara jika saudara adalah pengikut sejati. Jika ibadah saudara tanpa pengorbanan, maka iman saudara hanya tahan di malam hari yang penuh impian dan berantakan di siang hari yang panas.
7. POLITIK TANPA PRINSIP
Politik tanpa prinsip adalah fatamorgana di padang gurun. Dalam dehidrasi yang mematikan, saudara menggunakan sisa tenaga untuk mencapai sumur penuh air yang terlihat nun jauh di sana. Dengan napas yang hanya tinggal ditenggorokan, paru-paru yang hampir pecah, saudara mencapai pinggiran sumur pasir yang tak terbatas lagi.
Dunia politik tanpa prinsip akan menghancurkan Negara dan orang yang menerapkannya. Idealnya, bukan system yang mempengaruhi seseorang, tetapi seoranglah yang mengatur dan mempengaryuhi system yang ada.
BIBLIOGRAFI:
Philuip Baker, Secrets of Super Achievers
Stephen R. Covey, The 8th Habit
1. KEKAYAAN TANPA KERJA
Prinsip positivistic materailistik memotivasi sekaligus bisa meracuni pikiran manusia. Kita bisa kaya, praise God. Tetapi karena kurangnya pengertian dan usaha, orang-orang yang tidak mencapainya menjadi stress. Kekayaan tanpa kerja adalah mustahil,. Ini adalah impian yang tidak akan tercapai. Prinsip utamanya, seperti yang dikatakan firman Tuhan ‘dengan berpeluh” barulah kita memperoleh ‘kekayaan’ bumi ini.
2. KENIKMATAN TANPA NURANI
Ini membuat orang menjadi tidak peduli dengan apapun untuk mencapai kenikmatan. Merampas, memperkosa, membunuh atau memenjarakan perasaan orang lain demi kenikmatan sendiri. Wujudnya adalah “tega” bersenang-senang sendiri, sementara orang di sekitarnya menderita. Seperti orang kaya dan Lazarus yang miskin, demikianlah keadaan ini. Masalahnya bukan di kekayaan orang kaya tersebut, tetapi di kebutaan nurani sehingga ia tega melihat Lazarus berebut remah-remah makanan dari nejanya yang berlimpah-limpah dengan kenikmatan. Sebuah anonym klasik “Orang pelit akan mendirikan tugu peringatan yang tidak selesai bagi dirinya sendiri”. Sementara oirang yang bernurani baik seringkali tidak sempat melihat tugu penghargaan yang dibangun orang lain untuk mengenang dirinya.
3. PENGETAHUAN TANPA KARAKTER
Sangat berbahaya! Tanpa karakter, seseorang tidak akan bertanggung jawab secara moral dengan pengetahuan yang dimilikinya. Beda pengetahuan dengan ilmu adalah, pengetahuan merupakan segala teori dan pemahaman yang anda peroleh sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang sudah diaplikasikan. Karakter menurut beberapa tokoh adalah sebagai berikut
D.L. Moody “Siapa diri kita sebenarnya apabila tidak ada seorang pun yang melihat kita”
Webster’s Dictionary “ Sikap yang tertata menunjukkkan sifat alami seseorang”
Plutarch “karakter adalah kebiasaan yang terus berkelanjutan”
Apa yang ada di dalam hati manusia? Segala yang jahat bukan? Karena dari sana muncul berbagai niat jahat, kata TUhan Yesus. Pengetahuan tanpa karakter adalah perusakan yang sistematis terhadap diri sendiri, lingkungan, dan hakikat pengetahuan itu sendiri secara aksiologis.
4. BISNIS TANPA MORALITAS
Sulit menyatukan bisnis dan moralitas, demikian pengakuan beberapa pengusaha, setidaknya dari apa yang kita saksikan. Apakah moralitas? Nilai-nilai baik yang dianut sebuah budaya, komunitas atau sebuah bangsa. Berbeda-beda memang, tetapi prinsipnya sama pelanggaran terhadapnya mengakibatkan rasa bersalah. Moralitas berkaitan dengan nilai-nilai etis dan kesusilaan. Jauhkan bisnis dari perselingkuhan nilai, demikian prinsipnya. Jangan bermain curang, back street boy, jangan licik. Jika pun bisnis seorang terlihat berhasil dengan berbagai kecurangannya, pengadilan moralitas akan menanganinya cepat atau lambat
5. ILMU PENGETAHUAN TANPA KEMANUSIAAN
Kehancuran yang tak terperikan. Nobel berpikir bahwa bahan peledak yang ditemukannya akan “mempercepat proses peperangan sehingga tidak perlu berperang begitu lama, kedamaian tercipta, keamanan bagi dunia”. Tetapi ia tidak semuanya benar, karena pengetahuan tentang peledak itu sampai ke tangan para penjahat, teroris, dan musugh-musuh perdamaian. Maksud nobel baik, tetapi pengguna lain tidak. Imbangi ilmu pengetahuan dengan moralitas. Tetapi jangan sampai terlalu paranoid seperti kekristenan sebelum reanisans yang memenjarakan natur manusia untuk mencari pengetahuan.
6. IBADAH TANPA PENGORBANAN
Ibadah tanpa pengorbanan adalah nonsens. Pengorbanan perasaan, harga diri, harta, rencana, ect. Menyatu dalam ketundukan dan penghormatan kepada Tuhan sekaligus menyerahkan diri sebagai hamba yang siap memikul salib Kristus setiap hari. Ke mana pun saudara pergi, pengorbanan sebagai pengikut-Nya tidak akan pernah meninggalkan saudara jika saudara adalah pengikut sejati. Jika ibadah saudara tanpa pengorbanan, maka iman saudara hanya tahan di malam hari yang penuh impian dan berantakan di siang hari yang panas.
7. POLITIK TANPA PRINSIP
Politik tanpa prinsip adalah fatamorgana di padang gurun. Dalam dehidrasi yang mematikan, saudara menggunakan sisa tenaga untuk mencapai sumur penuh air yang terlihat nun jauh di sana. Dengan napas yang hanya tinggal ditenggorokan, paru-paru yang hampir pecah, saudara mencapai pinggiran sumur pasir yang tak terbatas lagi.
Dunia politik tanpa prinsip akan menghancurkan Negara dan orang yang menerapkannya. Idealnya, bukan system yang mempengaruhi seseorang, tetapi seoranglah yang mengatur dan mempengaryuhi system yang ada.
BIBLIOGRAFI:
Philuip Baker, Secrets of Super Achievers
Stephen R. Covey, The 8th Habit
0 comments:
Post a Comment