Voice from Heaven

March 29, 2010

LAYAKKAH ENGKAU MARAH?


Shalom sahabat Renungan Singkat Untukmu.
Renungan kita hari ini diambil dari Yunus 4:4.

“Tetapi firman TUHAN: Layakkah engkau marah?”

Sahabat Renungan Singkat Untukmu. Ketika sedang dalam tekanan atau tantangan. Sering yang namanya putus asa, stress, emosi dan hal-hal negative lainnya datang menyelimuti kita. Entah itu kita sedang menjalankan tugas atau bekerja untuk diri kita sendiri. Hal-hal yang tertulis di atas mampu menyulut kesabaran kita dan menjadikan kita emosi dan marah. Marah kepada siapa saja.

Hal yang sama dilakukan oleh Yunus, yang memiliki sifat egois. Karena Yunus tidak mau diutus untuk memberitakan kabar pertobatan kepada penduduk Niniwe, yang baginya adalah penduduk yang tidak benar di mata Tuhan. Yunus berusaha mengingkari panggilan Tuhan dan menjauh dari kota tersebut, namun dikembalikan oleh Tuhan.

Pada akhirnya Yunus bersedia menjalankan tugas dari Tuhan (3:3-4) dan Yunus melihat pertobatan Niniwe, sehingga Tuhan mengampuni Niniwe (3:10). HAL INILAH yang membuat Yunus marah dan mengajukan protes kepada Tuhan. Argument Yunus adalah “percuma Tuhan aku kesini, karena Engkau pasti meluputkan Niniwe dari hukuman bila mereka bertobat (4:1-3). Yunus tidak terima bila Tuhan melalukan hukuman atas Niniwe yang bertobat dan bahkan Yunus menantang Tuhan agar Tuhan mencabut nyawanya. HAL INI ADALAH KEKANAK-KANAKAN. Namun saya tidak tau kondisi kejiwaan Yunus waktu itu. Dan bukan saya membenarkan sikap Yunus. Karena pada akhirnya Tuhan menegur Yunus dengan kata “LAYAKKAH ENGKAU MARAH?” Firman Tuhan ini terulang lagi setelah melihat Yunus geram karena tempat dia berteduh (pohon yang ditumbuhkan oleh Tuhan) dirusak oleh ulat, dan cuaca sangat panas (Yun. 4:9). Dan Tuhan menyadarkan Yunus dalam Yunus 4:10-11.

Kondisi apakah yang akhirnya membuat kita mengajukan protes kepada Tuhan dengan seolah-olah kita pada posisi benar dan Tuhan dipihak yang salah? Secermat apa kita menilai diri kita benar sehingga kita terkadang berani berlaku sebagai hakim atas Tuhan? Bukti apakah yang bisa kita tunjukkan bahwa kita benar sehingga Tuhan harus mengikuti kemauan kita?

Mungkin saat ini atau nanti, mari kita ambil waktu di hadapan Tuhan. Kita selidiki diri kita dan minta Tuhan selidiki hati kita, hidup kita dan keadaan kita. Benarkah kita berlaku benar di hadapan Tuhan? Tanyakan pada diri kita masing-masing, layakkah aku marah kepada Tuhan KARENA usahaku gagal, karena bisnisku hancur, karena keluargaku dalam masalah, karena hidupku seolah tidak ada harapan? Bila jawabannya TIDAK, maka solusi satu-satunya adalah Yesus. “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Mat. 11:28). Datang kepada Yesus, memohon pertolongan Yesus. Bukan bersikap marah kepada Tuhan.

Tuhan tau apa yang menjadi penyebab kegagalan hidup kita. Tuhan paham yang menjadi pergumulan kita. Tuhan mengerti apa yang menjadi kerinduan kita dan Dia sangat peduli akan kebutuhan kita yang paling utama. Jadi, marilah kita berserah kepada Tuhan, ketika mengalami kegagalan dan keterpurukan atau masalah-masalah lainnya. JANGAN berkata bahwa Tuhan salah dan kita yang benar. Bila hal ini terjadi, segera memohon pengampunan kepada Tuhan dan ijinkan Tuhan menuntun kita pada kebenaran-Nya.

Bila Yunus bersikap marah kepada Tuhan berdasarkan pemikirannya sendiri yang merasa benar. Maka, marilah hal itu kita jadikan sebagai pelajaran, bahwa kita sebagai manusia sering berlaku egois walaupun saat kita berhadapan dengan Tuhan.

Tuhan Yesus menyertai kita dan menuntun kita kepada kebenaran-Nya, amin.

1 comments:

yueztimothy said...

maju terus bos......semangat

free counters