Voice from Heaven

April 11, 2010

TEGAS ITU PERLU!

Shalom sahabat Renungan Singkat Untukmu.
Damai dari Allah dalam Kristus selalu menyertai kita semua, amin.

Ayub 2: 10:
“Tetapi jawab Ayub kepadanya: Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk? DALAM KESEMUANYA ITU AYUB TIDAK BERBUAT DOSA DENGAN BIBIRNYA.”

Sudah jatuh tertimpa tangga. Itulah Ayub. Seorang yang saleh d hadapan Tuhan dan diakui oleh Iblis bahwa Ayub adalah manusia yang saleh di hadapan Tuhan (1:8; 2:3).

Dari yang berlimpah harta dan yang disegani banyak orang. Ayub pada waktu berubah menjadi pribadi yang sengsara. Anak-anaknya mati, ternaknya habis dan kekayaannya lenyap seketika. Dalam kondisi demikian, Ayub masih mendapatkan perlakukan kasar dari sang istri, dimana sang istri berkata “… masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!” (Ayat 9).

Sungguh lancang dan tidak berterima kasih istri Ayub waktu itu. Dimana sang suami dalam keadaan masalah besar, dia datang dengan kata-kata yang kasar dan tidak menghormati Tuhan, dengan memberikan saran kepada Ayub untuk mengutuki Allahnya, sudah gitu disuruh mati pula… (sungguh terlalu).

Namun dengan keadaan itu Ayub tetap memandang Allah sebagai tonggak hidunya dengan menjawab istrinya demikian; “Tetapi jawab Ayub kepadanya: Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk? Bagi Ayub, istrinya ini bertingkah seperti perempuan gila.” Ayub seketika langsung mengingatkan bahwa mengikut Tuhan bukan hanya sekedar menerima berkat, namun juga harus melalui batu ujian. “DALAM KESEMUANYA ITU AYUB TIDAK BERBUAT DOSA DENGAN BIBIRNYA.” Apa maksudnya? Dalam hal menegur istrinya yang tidak sopan di hadapan Tuhan dengan mengatakan bahwa bicara istrinya seperti perempuan gila, Ayub tidak bersalah. Ayub menegur keras agar istrinya sadar bahwa mengikut Tuhan bukan sekedar enaknya saja. Sedangkan dalam kondisi seperti itu Ayub masih memegang nama Tuhan dalam ucapan2 yang benar.

Pernahkah kita ditegur dengan keras karena berlaku tidak sopan di hadapan Tuhan?
Apakah kita sakit hati atau justru di sadarkan untuk menghormati Allah?
Pernahkah kita menegur saudara kita yang kurang menghargai Allah dalam kekudusan-Nya?
Atau kita membiarkannya?

Teguran sekeras apapun bila itu benar, maka kita perlu belajar menerimanya untuk pemulihan diri kita dalam berhubungan dengan Tuhan.


Teguran keras itu perlu. Karena bertujuan untuk menyadarkan kita supaya lebih baik lagi.
TUHAN YESUS MENYERTAI KITA DAN MEMBERKATI SEMUA YANG MENGANDALKAN DIA, amin.


0 comments:

free counters