Voice from Heaven

April 04, 2010

DIA BERBALIK MENGHANTAMKU

Shalom sahabat Renungan Singkat Untukmu.

Matius 7:1 tertulis demikian:
“Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.”

Siapa sih yang tidak pernah berbuat salah di bumi ini? Siapa sih yang hidupnya sempurna di bawah langit ini? Atau, adakah dosa yang dikasihi Tuhan dan yang tidak dikasihi Tuhan? Saya rasa kita semua berbuat dosa. Saya yakin di bawah langit ini tidak ada yang sempurna. Dan saya percaya, bahwa semua dosa yang kita lakukan di hadapan Tuhan tidak ada yang dibeda-bedakan. Semua dosa adalah pelanggaran di hadapan Tuhan dan dinyatakan salah. Jadi tidak ada yang benar di bumi ini. Seperti yang dikatakan dalam Roma 3:10b; “Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.”

Menghakimi sesama kita lebih mudah dari pada harus dihakimi. Karena seorang hakim selalu merasa berada pada posisi yang benar dan lebih mudah menjatuhkan hukuman. Tahukah kita bahwa dalam penghakiman kita kepada saudara-saudara kita berdampak pada mental yang buruk? Atau lebih mudahnya, sadarkah kita bahwa dihadapan Tuhan Yesus kita adalah sama. Kita sama-sama berbuat kesalahan/dosa, walau dosa yang kita lakukan itu berbeda dengan yang lain. Jadi, bila saudara kita berlaku salah. Janganlah kita menghakimi dia seolah-olah kita lebih baik dari saudara kita yang salah. Mungkin dia berzinah, mungkin mencuri, mungkin pernah membunuh, mungkin dia terikat dengan narkoba dan sebagainya. Janganlah kita menghakimi mereka dengan mengabaikan mereka, menjauhi mereka, menyebar berita-berita buruk tentang mereka. INGAT bahwa Tuhan Yesus tidak pernah menemukan kebenaran dalam hidup kita. Hanya karena kita percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat. Maka kita dibenarkan. Kebenaran ini bukan usaha kita. Kebenaran yang ada dalam hidup kita ini adalah karena anugerah Yesus. Lalu hak apa yang kita jadikan sebagai dasar untuk menghakimi saudara kita yang jatuh?

Ayat 3 dalam Matius 7 adalah sindiran keras yang dilontarkan Yesus. “Mengapakah engkau selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui.” Maksudnya, MENGAPA KITA MESTI SIBUK MENILAI KEPRIBADIAN ORANG LAIN DAN MENJELEKANNYA KEPADA YANG LAIN, SEDANGKAN DIRI KITA MASIH PERLU DIBENAHI! MENJADI KONSELOR (penolong masalah orang lain) dengan MENJADI SEORANG YANG MENGHAKIMI (selalu melihat kejelekan/kelemahan orang lain) itu berbeda.

AKAN LEBIH BAIK BILA KITA SALING MENDUKUNG, MENGUATKAN, MENDOAKAN DAN TERUS MEMOHON KEPADA YESUS UNTUK SELALU DIPULIHKAN DAN DISEMPURNAKAN. Sehingga kita menjadi pribadi yang menolong orang lain keluar dari masalahnya dan bukan menjadi hakim atas keterpurukan mereka. INGATKAH KISAH PEREMPUAN YANG BERZINAH YANG DIBIARKAN YESUS HIDUP? Yesus Yang sempurna selalu memberikan pengampunan. Mengapa kita yang tidak sempurna mencoba untuk bersikap seolah-olah lebih benar?

DIA (penghakimanku terhadap sesama) BERBALIK MENGHANTAMKU. Tema renungan ini dibangun atas dasar Matius 7:2. Ukuran yang kita pakai untuk menghakimi orang lain akan ditakarkan untuk kita juga. Jadi jangan kaget bila suatu ketika kita dihakimi orang lain lebih dari penghakiman yang kita lakukan kepada orang lain. Hal ini terjadi karena kita melupakan Matius 7:1-4.

Mari belajar mengampuni, belajar mendoakan dan belajar memberikan solusi bagi mereka yang jatuh dan membutuhkan dukungan dan semangat. Apa yang kita kerjakan selalu diperhatikan Tuhan. Dan Dia akan memberikan yang terbaik kepada mereka yang berlaku benar/adil.

Tuhan Yesus menyertai kita semua, amin.



0 comments:

free counters