Voice from Heaven

May 10, 2010

JANGAN MEMBATASI DIRI

JANGAN MEMBATASI DIRI BERDASARKAN APA YANG KITA PIKIRKAN
YEREMIA 1:6-7

Shallom sahabat RSU. Senang sekali saya bisa segera menuliskan renungan untuk hari ini. Setiap hari saya selalu rindu berbagi renungan kepada kita semua.

(6)Maka aku menjawab: Ah, TUHAN Allah! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda. (7)Tetapi TUHAN berfirman kepadaku: Janganlah katakana aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang kuperintahkan kepadamu, haruslah kau sampaikan.

Berapa banyak diantara kita yang menolak ajakan untuk lebih maju ketika mendapatkan kesempatan tersebut hanya karena alas an tidak percaya diri?
Berapa sering kita berhenti melangkah karena pikiran-pikiran negative yang ada dalam benak kita, bahwa kit masih sangat dini untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik?
Dan berapa kali kita menolak tugas-tugas yang sebenarnya dapat kita kerjakan hanya karena kita MERASA tidak mampu?

Banyak orang melihat kita mampu. Namun sering kita tidak memandang positif penilaian mereka kepada kita tersebut. Dan justru kita berkata bahwa aku masih belum siap dan mengatakan bahwa “aku tidak bisa, dsb.”

Perlu kita ketahui bahwa kebiasaan kita atau hal yang pernah terjadi dalam hidup kita ini sudah pernah dialami oleh nabi Tuhan, yaitu Yeremia. Dan bukan dia saja. Musa juga berdalih tidak bisa dan dia memunculkan banyak kelemahan-kelemahan di hadapan Tuhan sehingga membuat Tuhan geram dan murka.

Tuhan tidak suka dengan alas an-alasan dari umat-Nya yang memiliki potensi namun selalu membatasi diri dengan perasaan-perasaan minder, malu dan sebagainya.

Tuhan berkata kepada Yeremia. “Janganlah katakan aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi,…”

Tuhan melihat bahwa Yeremia mampu menjadi utusan Tuhan, namun Yeremia justru membatasi kepercayaan Tuhan tersebut dengan penilaian-penilaiannya terhadap ketidakmampuannya. Dia merasa masih muda. Belum pantas dan mungkin ada minder karena harus menghadap banyak orang. Dan ini membuat Tuhan mengingatkan Yeremia, agar dia tidak melihat dirinya. Namun menjalankan apa yang dikatakan oleh Tuhan.

Bagaimana dengan kita?
Apakah kita sering membatasi kemampuan yang sebenarnya ada dalam diri kita dengan berkata saya tidak layak, saya belum pantas, saya minder, dansabagainya?

Sebagaimana Tuhan berkata kepada Yeremia, “Jangan katakana aku ini masih muda,…” Saya juga mau ingatkan kepada kita semua agar kita tidak membendung kemampuan/potensi kita untuk berkembang dan maju dengan selalu memunculkan kelemahan-kelemahan kita sebagai alas an. Siapakah yang rugi bila kita memiliki kesempatan namun kita sendiri yang menolak?

Pikirkan bahwa Tuhan tidak pernah merancangkan yang jahat kepada kita. Namun sebenarnya kitalah yang terkadang enggan masuk dalam rencana Tuhan yang penuh dengan damai sejahtera tersebut. Sering kita merasa tidak mampu, merasa tidak bisa, merasa…, merasa… dan merasa… (semua yang dirasa bukanlah hal yang positif dari diri kita. Namun sisi negative. Sehingga kita susah masuk pada masa depan yang sudah dirancangkan Tuhan.

Bila Yeremia telah menjadi contoh hidup yang harus kita sikapi dengan bijaksana. Maka saat ini, marilah kita berkomitmen untuk TIDAK MEMBATASI DIRI BERDASARKAN APA YANG KITA PIKIRKAN.

KITA ADALAH ORANG PILIHAN.
KITA ADALAH ORANG YANG DALAM RANCANGAN ALLAH.
KITA BISA BILA KITA PERCAYA PADA APA YANG TUHAN KERJAKAN DALAM HIDUP KITA. BUKAN PADA APA YANG KITA PIKIRKAN. MAKA, MARILAH KITA BERSERAH DAN MELANGKAH DENGAN KEMAMPUAN YANG SUDAH TUHAN KARUNIAKAN PADA KITA, AMIN.


Salam:
Ribut Syalom

0 comments:

free counters