Mazmur 120: 1.
“Nyanyia ziarah. Dalam kesesakanku aku berseru kepada TUHAN dan Ia menjawab aku.”
Suatu ketika saya sedang dalam perjalanan Jogja – Banyuwangi. Dalam perjalanan yang panjang saya tertidur. Namun tiba-tiba saya terbangun sambil teriak “darah Yesus…, darah Yesus…” karena bus dalam keadaan ngebut dan rem mendadak, hingga membuat saya panic. Bahkan saya yang terlelappun segera menyebut Yesus sebagai Pelindung yang tak terlihat. Hal itu membuat orang-orang yang disekitar kursi saya memandangi saya keheranan. Walau saya cuek dan tidur lagi. Piker saya bahwa Yesus sudah melindungi bus kami dan dalam hati saya berkata “ngapain lihat-lihat aku, memang lucu….????” Sambil melipat tangan kembali untuk tidur.
Semua kejadian yang ada dalam hidup kita merupakan pengalaman yang dapat dijadikan sebagai cerita lucu, serius ataupun yang lain. Demikian juga dengan Daud. Dalam nyanyiannya Daud menyelipkan kesaksian dimana ketika dia dalam suatu kesesakan, Daud berseru kepada Tuhan meminta pertolongan dan mendapatkan pertolongan.
Adakah Daud dengan seketika mendapatkan pertolongan dari Tuhan ketika dia berseru waktu itu? Mari kita renungkan pertanyaan ini dengan mengikuti kisah-kisah sulit Daud.
Apakah kita putus asa berharap kepada Tuhan dalam kesesakan kita?
Adakah kita lelah menantikan jawaban doa dari Tuhan setelah sekian lama menanti?
ATAU JUSTRU KITA SIAP MENJADI SEPERTI DAUD YANG MENANTIKAN JAWABAN DOA WALAU DALAM KESESAKAN? MAUKAH KITA MENANTIKAN PERTOLONGAN TUHAN UNTUK KITA JADIKAN SEBAGAI KESAKSIAN YANG MEMULIAKAN TUHAN? MENGUATKAN YANG LEMAH DAN MENEGUHKAN YANG BERPUTUS ASA?
Daud telah membuktikan bahwa pengalaman sukarnya bersama Tuhan dapat ia jadikan sebagai pujian kepada Allah dan juga dapat dia kemas menjadi sajian yang menguatkan, yaitu kesaksian, bahwa Tuhan menjawab doanya dalam segala kesesakannya.
BAGAIMANA DENGAN KITA?
Biarlah Roh Kudus selalu meneguhkan kita dan kita mampu bersaksi untuk kemuliaan Tuhan dalam setiap masalah-masalah yang kita hadapi.
Tuhan Yesus menyertai kita semua. Amin
“Nyanyia ziarah. Dalam kesesakanku aku berseru kepada TUHAN dan Ia menjawab aku.”
Suatu ketika saya sedang dalam perjalanan Jogja – Banyuwangi. Dalam perjalanan yang panjang saya tertidur. Namun tiba-tiba saya terbangun sambil teriak “darah Yesus…, darah Yesus…” karena bus dalam keadaan ngebut dan rem mendadak, hingga membuat saya panic. Bahkan saya yang terlelappun segera menyebut Yesus sebagai Pelindung yang tak terlihat. Hal itu membuat orang-orang yang disekitar kursi saya memandangi saya keheranan. Walau saya cuek dan tidur lagi. Piker saya bahwa Yesus sudah melindungi bus kami dan dalam hati saya berkata “ngapain lihat-lihat aku, memang lucu….????” Sambil melipat tangan kembali untuk tidur.
Semua kejadian yang ada dalam hidup kita merupakan pengalaman yang dapat dijadikan sebagai cerita lucu, serius ataupun yang lain. Demikian juga dengan Daud. Dalam nyanyiannya Daud menyelipkan kesaksian dimana ketika dia dalam suatu kesesakan, Daud berseru kepada Tuhan meminta pertolongan dan mendapatkan pertolongan.
Adakah Daud dengan seketika mendapatkan pertolongan dari Tuhan ketika dia berseru waktu itu? Mari kita renungkan pertanyaan ini dengan mengikuti kisah-kisah sulit Daud.
Apakah kita putus asa berharap kepada Tuhan dalam kesesakan kita?
Adakah kita lelah menantikan jawaban doa dari Tuhan setelah sekian lama menanti?
ATAU JUSTRU KITA SIAP MENJADI SEPERTI DAUD YANG MENANTIKAN JAWABAN DOA WALAU DALAM KESESAKAN? MAUKAH KITA MENANTIKAN PERTOLONGAN TUHAN UNTUK KITA JADIKAN SEBAGAI KESAKSIAN YANG MEMULIAKAN TUHAN? MENGUATKAN YANG LEMAH DAN MENEGUHKAN YANG BERPUTUS ASA?
Daud telah membuktikan bahwa pengalaman sukarnya bersama Tuhan dapat ia jadikan sebagai pujian kepada Allah dan juga dapat dia kemas menjadi sajian yang menguatkan, yaitu kesaksian, bahwa Tuhan menjawab doanya dalam segala kesesakannya.
BAGAIMANA DENGAN KITA?
Biarlah Roh Kudus selalu meneguhkan kita dan kita mampu bersaksi untuk kemuliaan Tuhan dalam setiap masalah-masalah yang kita hadapi.
Tuhan Yesus menyertai kita semua. Amin
0 comments:
Post a Comment